Cerita gue soal bahasa
Belum lama ini, gue terlibat pembicaraan serius dengan teman
gue. Iya, sebagai mahasiswa wajar bagi kita galau terhadap nilai-nilai mata
kuliah, salah satu yang konon disakralkan adalah nilai inggris. Di dunia
globalisasi, kita mau ga mau, ikhlas ga ikhlas, suka ga suka, harus bisa
ngomong sama bule.
“Lu kan jago inggris do.
Uhuk, hampir gue keselek bangku kantin kampus. Terbesit
dalam benak gue buat bales dengan kalimat “Iya, gue kan keturunan bule.” Tapi,
hal ini gue tidak lakukan mengingat ini adalah pembicaraan serius.
“Ga juga kok, gue cuma bisa dikit doang.”
Gue berusaha merendah, serendah tinggi gue saat ini.
Sebenernya kalo boleh jujur, gue itu bukan orang pintar. Gue
lebih suka dibilang si cerdas dengan segala kelicikannya dan kemampuan gambling nya berhasil meraih nilai
bagus. Mungkin nanti gue bakal cerita tentang kelicikan dan kemampuan gambling
gue. Tapi, pada saat ini gue cuma mau bilang, yang namanya bahasa itu bukan
dipelajari tapi disukai.
Percaya atau ga, gue pernah di tes di Wall Street dengan
level yang pas-pasan. Mungkin karena beneran gue bego, atau guenya yang jawab
asal karena laper. Tapi, gue cuek aja dengan hasil tes tersebut. Toh, gue
belajar inggris bukan karena ingin pintar, tapi karena gue suka.
Waktu kecil gue emang pernah ngeles inggris, tapi 6 bulan
gue keluar. Kenapa gue keluar? Karena gue cuma dapat nilai 60, dan gue kesel
saat itu. Gue yang di kelas rajin jawab, aktif, hiperaktif malah, tapi nilainya
kalah dari temen-temen gue yang ngelesnya nyantai. Dan saat ini, gue menyesali
kekesalan gua saat itu, karena jika gue lanjut, mungkin gue ga bakal setidak
jelas ini dalam belajar inggris.
Awalnya gue emang ga ngerti apa-apa tentang inggris, bisa
dibilang gue cuma siswa biasa yang selalu beruntung lulus ujian inggris. Satu hal
yang membuat gue mengerti inggris, karena gue suka baca komik. Awalnya gue
rajin belanja komik tiap bulan, tetapi setelah dipikir-pikir komik yang dijual
di toko buku itu terbatas pada komik-komik terkenal saja. Padahal kalo gue
browsing, banyak komik bagus lainnya yang sangat layak dibaca. Gue pun mulai
membaca manga online, dan karena semua manga online adalah bahasa inggris, gue
mulai belajar. Gue buka 2 tab, satu manga online dan satu lagi google
translate, setiap kata yang gue ga ngerti, selalu gue artiin. Alhasil kosa-kata
inggris gue nambah.
Bersedialah buat dikritik. Udah berapa kali gue dikritik pas
nge-tweet, bikin status, bahkan waktu berbicara bahasa inggris. Awalnya gue
emang kesel, tapi lama-kelamaan gue jadi malu. Dan hal ini yang bikin gue
berusaha memahami inggris dengan baik dan benar.
Dan yang terakhir, bahasa itu fleksibel. Jadi kita harus
bersedia untuk tetap belajar bahasa, walaupun kita telah menguasainya.
Pecayalah, bahwa ahli sekalipun mungkin
akan lupa jika tidak membaca bukunya.
Komentar
Posting Komentar