Belajar Memasak
Wus, hari ini cuaca tangerang, adem-adem semriwing. Hal ini
pula yang menyebabkan terjadinya kerusuhan di perut gua, yak, para
cacing-cacing ini berteriak, “Pucuk! Pucuk! Pucuk!”. Dan gua selayaknya majikan
mereka yang baik, berusaha mengemil sebanyak-banyaknya, agar kehidupan
cacing-cacing ini tetram, damai, dan bahagia untuk selama-lamanya.
Ngomongin soal makanan, gua kali ini bakal ngeshare
pengalaman belajar memasak gua. Yak, selain gua jago bernapas dan tidur, gua
juga jago banget nih urusan memasak, kalo bisa dibilang selevel masterchep. Gua
jago banget soal masak, jago membuat makanan itu gosong atau nilai keartistikan
yang terlalu tinggi (baca : ga karuan).
Muehehe, pertama yang gua bahas adalah pengalaman masak
berondongggg, sumpah, maksud gua bukan berondong manis kayak gua, tapi
berondong jagung alias popcorn. Jadi, alkisah cerita ini gua mulai dari saat
gua di sebuah alfamart, dan sadisnya alfamart ini menawarkan promo beli 1
gratis 1 untuk popcorn instant. Gua, sebagai mata yang jelalatan, dengan khilaf
memasukkan popcorn instant tersebut ke dalam keranjang belanja, tanpa berpikir
dulu bisa atau ga gua masak kayak begituan.
Sesampainya di rumah, gua dengan muka sumringah
mejeng-mejeng popcorn instant ke depan nyokap. Dan nyokap dengan aksen
Sydney-Everton-Washington-Amsterdam-New york (baca : SEWAN) bilang kalo gua
leladekan atau banyak gaya. Gua waktu itu cuma cengar cengir aja, gua ambil
panci yang biasa buat masak Indomie, dan tutup langseng. Ya, tempat yang kecil
dengan tutup besar, tapi apa daya, gua terlalu malas untuk mengobrak-abrik
rumah mencari yang sesuai. Dengan gagah berani gua menuangkan popcorn ke panci.
“Swir!! Kretek-kretek!!” macam suara duit kentringan yang abis dikeluarin daricelengan.
Gua nyalakan apinya, ya, sebelumnya gua beritahu gua ini penyuka sesuatu yang
besar, dan api pun gua nyalakan yang paling besar. Gua baca petunjuk masak
dengan seksama, ada satu kata yang sulit dipahami ; GOYANGKAN! Gua bingung
bukan kepalang, entah panci beserta kompornya yang gua goyangkan, atau pantat
gua yang harus digoyangin sambil goyangin panci. Akhirnya, gua putuskan hanya
untuk menggoyangkan pancinya saja, karena terlalu sulit bagi gua untuk memilih
mau goyang patah-patah, poco-poco, ngebor, ngecor, ngesor dan yang lainnya. 3 menit
telah berlalu, 3 menit yang lama tanpa adanya kehadiran cinta di sisi ini. :3
Dan si popcorn ini sudah meledak-ledak daritadi, pas saat itu pula banyak
keluar asep dari panci yang gua tutupi tutup langsen, mungkin terjadi perang di
dalam, pikir gua saat itu.
Nyokap yang melihat itu langsung dengan sigap mematikan
kompor, membuka tutup langseng. Dan waw, bukan berondong manis putih renyah
disana, tapi berondong dekil dengan bau yang sangit, yak, popcorn gua gosong.
Kemudian, hari itu berakhir dengan gua icip-icip popcorn gosong, lumayan, kayak
koreng dimanisin. Setelah itu, gua kasih panci gosong ini ke mbak ela, pembantu
gua. Gua yakin pas dia lagi nyuci pancinya, motto hidup untuk nyucinya akan
berubah, dari “Saya suka meremas-remas” menjadi “saya benci menyikat-nyikat”.
Cuma ngasih tau aja sih, gua sekarang udah bisa loh masak
popcorn dengan baik dan benar, yak intinya lu harus melakukan goyangan dengan
cepat, layaknya mengocok.
“Jika anda tidak berhasil dengan goyangan, cobalah dengan mengocok.”
Do, sumfeh~ Banyak kata2 ambigu yang nongol postingan lu ini =3=)/ bhahahahahahhahaha XD XD
BalasHapus-3- maklum kebiasaan make bahasa sewan
BalasHapus